Book Review: Princesses Behaving Badly
Wahai cewek-cewek, siapa di antara kalian yang waktu kecil suka main putri-putrian? Itu lho, maksudnya main berpura-pura jadi putri raja (atau kalo anak jaman sekarang nyebutnya Princess – biar sok keenglish-englishan). Biasanya ada yang jadi putri, ada yang jadi pangeran, dan bersatu dalam drama rumah-rumahan. Hehehehe.
Dulu waktu saya kecil, seneng banget main putri-putrian ini. Karena hampir tiap malam saya didongengin sebelum tidur tentang Putri Salju, Putri Tidur, Thumbelina, dan berbagai dongeng tentang putri raja yang membuat imajinasi saya tentang seorang putri itu selalu cantik, anggun, baik hati dan dicintai sema orang. Yah, jaman sekarang juga sudah banyak cerita tentang putri-putrian, liat aja anak-anak yang ngefans sama Barbie Princesses, Frozen, dll. Beda jaman (dan beda bahasa) tapi tetap sama.
Kita tahu juga, bahwa putri raja tidak hanya ada di dalam dongeng. Di kehidupan nyata pun putri raja itu eksis. Lha wong negara kerajaan di dunia ini banyak kok. Inggris, Spanyol, Luksemburg, Swedia, Norwegia, Denmark, bahkan di Indonesia pun juga ada banyak kerajaan-kerajaan yang masih hidup – seperti Kesultanan Yogyakarta, Cirebon, Surakarta, dll. Makanya pangeran-pangeran dan putri-putri kerajaan itu juga nyata adanya.
Tapi apakah semua kehidupan pangeran dan putri raja itu semuanya seindah dan sebaik di dalam kisah-kisah dongeng? Oh tentu tidak. Namanya juga manusia ya. tetap saja ada yang nasibnya baik, atau buruk, kelakuannya baik, dan ancur pun ada.
Nah, dalam buku Princesses Behaving Badly yang ditulis dengan keren sekali oleh Linda Rodriguez Mcrobbie ini, kita bisa melihat kehidupan yang sebenarnya dari para putri-putri raja yang nyata di dunia ini. Ada yang bandel banget, ada yang narsis gak ketulungan, ada yang mental preman, ada yang cerdas dan fearless banget sampai berhasil menduduki tahta melawan musuh-musuhnya, ada juga yang boongan alias ngaku-ngaku jadi putri.
Ada kisah tentang putri Isabella of France yang bikin heboh Inggris jaman 1300an sampe bikin perang saudara, ada Wu Ze Tian yang jadi kaisar Cina dengan segala plot pembunuhan-pembunuhannya di tahun 600an, ada juga putri-putri yang hobinya aneh-aneh, misalnya males mandi, atau pake masker daging. Seriusan. Jaman dulu orang-orang lebih selow karena belum ada Twitter atau Facebook yang bisa bikin mereka nyampah seharian, jadi ya wajar aja kalau kekurang-kerjaan-nya mereka dilampiaskan dalam bentuk kelakuan yang ajaib-ajaib.
Jadi yah seperti judul buku ini, tidak semua princess itu berkelakuan baik. Ada juga yang behaving badly, atau kelakuannya kaya setan tapi ya kembali lagi, namanya juga manusia.
Membaca buku ini sebenernya sama dengan membaca sejarah, karena kisah para putri ini memang terjadi pada sekian tahun yang lalu. Tapi karena gaya bertutur McRobbie yang lugas, santai, dan humoris, jadi membaca buku yang sarat kisah sejarah ini pun terasa seperti membaca novel ringan. Dari buku ini jadi kita bisa mengetahui dan belajar kenapa putri itu bisa bersikap demikian, dan banyak juga hikmah (ciieee hikmah) yang bisa diambil. Eh, biasanya gitu kan, ada hikmah dari cerita dongeng yang dibaca, hehehe. Minimal supaya kelakuan kita nggak buruk dan tahu konsekuensinya, walaupun kita bukan putri raja.
Karena buku ini untuk para pembaca dewasa (tentunya, bukan buku anak-anak), jadi membaca kisah para putri ini seperti wake up call bahwa hidup putri raja sekalipun itu tak selamanya seindah dalam dongeng. Apa yang kita impi-impikan saat kecil, bisa jadi sudah menjadi kenyataan tanpa kita sadari sekarang. Atau bahkan justru kehidupan kita jauh lebih beruntung dibandingkan sang putri raja. Yah, kan kata peribahasa juga, “rumput tetangga tampak lebih hijau”. Karena rumput mereka sintetis kali. Hehehe. Menjadi putri raja tidaklah mudah, tetapi setiap orang memang punya porsinya masing-masing. Bersyukurlah kita yang tidak perlu mengemban tugas berat, atau kalau kamu juga putri raja, bersyukurlah dengan keistimewaan-keistimewaan yang kamu punya.
Oya, kalau kamu pengen baca buku terbitan tahun 2013 ini, kamu bisa cari di toko buku impor seperti Periplus atau pesan online di Book Depository juga bisa kirim ke Indonesia kok. Belum ada versi terjemahan bahasa Indonesianya, tapi dijamin kamu akan lebih menikmati versi aslinya deh!
Aku dari kecil terlalu larut dengan komik berwarnanya Sailor Moon atau bahkan TMNT :’) dan jarang sekali punya teman dekat perempuan yang bisa diajak ngobrol soal buku putri-putrian ini. Kalau nonton kartunnya pun, reaksi pertama pasti ‘MEH, NAON SIK?!’ ndilalah skrg sdh berteman 11 tahun lebih dgn ciwik-ciwik kece, yg kurang lebih kedemenannya kayak aku. Tapipaakk.. iya bgt, walau Putri sekalipun pasti kelakuan anehnya ada ajaaa~
wohhh sailor moooonn sama kaya aakuuuu!! ahahahahhah
makasih reviewnya
makasih udah mampir dan baca yaaa 🙂
jadi inget temenku yang di panggil dengan nama frozen haha