Daily Life

Yuk Belanja di Pasar!

Posted on in Daily Life

Ngaku deh, kamu lebih sering belanja di pasar tradisional, atau di supermarket? Kalau saya pribadi, jujur nih. Lebih sering belanja di supermarket. Kenapa? Alasan yang paling kuat sih, karena supermarketnya ada di depan rumah saya hahahaha. jadi saya tiap hari pasti ke supermarket, entah cuma mau beli air mineral, atau belanja bahan-bahan kebutuhan sehari-hari dan juga makanan.

Belanja di supermarket lebih mudah karena rak-raknya sudah diatur per kategori dengan rapi

Padahal salah satu keindahan yang ada di Indonesia adalah maraknya wet market alias pasar tradisional. Lihat aja, di sini kan pasar itu buuanyaakk banget. Bahkan ada pasar kaget (yang hanya muncul di hari-hari tertentu) seperti pasar Minggu di Punclut, Bandung, misalnya. Dan tentu saja yang namanya pasar tradisional itu barangnya super komplit. Makanya kalau ibu-ibu rumah tangga (bukan yang cuma anak kos seperti saya) pasti lebih suka belanja ke pasar tradisional karena selain komplit, haganya juga lebih murah.

Pasar Tradisional VS Supermarket

Oke. Saya mau kasih alasan (beneran) kenapa saya suka belanja di supermarket.

  • Harganya sudah jelas. Alias nggak perlu nawar-nawar. Mungkin karena sejak kecil saat saya diajak ibu saya ke pasar, saya melihat mereka selalu gigih dalam tawar-nemawar harga degan sang penjual, jadi saya keder kalau kudu nawar di pasar. Jadi demi amannya, saya belanja aja di supermarket yang jelas-jelas harganya udah fixed.
  • Barang-barangnya lebih bersih. Kalau di supermarket kan biasanya sayur-mayur sudah bersih dan dibungkus / pak rapi, jadi udah nggak perlu milih-milih.
  • Suasananya lebih adem karena ber-AC dan nyaman.
  • Beberapa bahan makanan impor tersedia di supermarket

Intinya, belanja di supermarket itu memudahkan untuk yang nggak mau ribet seperti saya, hehehe. Padahal, ada banyak keuntungan kalau kita belanja di pasar tradisional.

Mau beli daun bawang cuma sebatang? Di pasar tradisional sih pasti boleh!
  • Sayurannya lebih segar karena langsung dari supplier/petani
  • Harga jauh lebih murah daripada supermarket
  • Pilihan / ragam barangnya lebih banyak
  • Bisa beli eceran / dalam jumlah sedikit. Kalau kamu cuma butuh bawang segenggam juga nggak dilarang, nggak perlu beli perkiloan seperti di supermarket
  • Bisa belajar mengenal sayur-mayur dan jenis-jenis bahan makanan yang nggak ada di supermarket. Misalnya jenis-jenis jamur, atau daun lalapan yang kalau di supermarket saya nggak tau namanya apa, hehehe.

Untungnya sekarang pasar tradisional sudah dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah. Lihat aja, gedung-gedung pasar tradisional sekarang jauh lebih rapi dan bersih kan. Nggak kaya waktu saya kecil dulu, yang kalo denger nama pasar pasti langsung bayangannya adalah tempat yang becek dan sempit. Makanya sekarang saya seneng kalau diajak ke pasar tradisional – kalau di Bandung, saya suka banget ke pasar Cihapit. Selain barang-barangnya komplit dan murah-murah, tempatnya juga bersih dan nyaman.

Kadang-kadang saya suka ke pasar Punclut yang hanya ada setiap hari Minggu pagi di kawasan Ciumbuleuit (arah ke Lembang). Nggak cuma yang belanja sayur-mayur, mulai jualan obat gosok sampai kaos kaki juga ada di sana hahaha. Seru banget! Banyak jajanan juga, jadi tanpa terasa duit saya habis buat belanja jajanan – padahal belanja sayurnya cuma lima ribu rupiah. Seikat bayam yang di supermarket seharga Rp 10 ribu, di pasar cuma Rp 2ribu saja. Bahagia!

Jadi, memang sudah saatnya kita mengubah pandangan dan mindset kita terhadap pasar tradisional. Nggak perlu nawar harga, karena harganya sudah jelas-jelas lebih murah daripada supermarket. Plus, kita juga membantu petani untuk jadi lebih sejahtera, bukan? Yuk kita ajak keluarga untuk lebih mencintai pasar tradisional!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *