Random

Jalan-Jalan Ke Semarang (Part 3)

Posted on in Random · Travel

Day 3

Nasi Ayam super enak dengan spanduk disponsori caleg setempat
Sarapan Nasi Ayam super enak dengan spanduk disponsori caleg setempat

Hari ini adalah hari terakhir gue dan temen-temen berwisata di Semarang. Tapi karena jadwal kepulangan kami masih nanti sore, jadi masih ada waktu dari pagi untuk muter-muter. Pukul 8.20 kami udah buru-buru meninggalkan hotel. Kenapa? Karena kami mau sarapan di warung Nasi Ayam Bu Nyoto di depan sekolahan Santo Yusup. Ini adalah salah satu warung nasi ayam yang juga ueenaakkk banget. Dan kenapa musti buru-buru, karena warung ini buka dari jam 6 pagi langsung diserbu para pelanggannya, jadi biasanya jam 9 pagi juga udah pada abis. Waaahh…. Untung banget pas kami sampe di sana, masih ada nasi ayamnya. Fyuh, syukurlah. Sepincuk nasi ayam berisi suwiran daging ayam, tahu, tumis labu, telur pindang, dan sate saren atau sate usus disiram kuah santan opor gurih segera dilahap nggak pake lama. Bahkan Vero sempet nambah lagi hehehe. Abis emang enak banget! Kalo kamu ke Semarang, cobain deh bangun pagi dan cicipin nasi ayam ini.

Oh iya, gue perhatiin di Semarang ini banyak warung-warung yang disponsori oleh para caleg. Jadinya, spanduk depan warung pun kadang berisi ‘pesan sponsor’ hehehe. Warung nasi Ayam Bu Nyoto ini salah satunya. Di spanduknya terpampang wajah salah satu caleg dengan tagline ‘Warung nasi Ayam Favorit Koh James’ (Koh James itu nama calegnya, hehehe). Hihihi lucu juga yah, kampanye dengan mempromosikan warung kecil. Gue nggak tau sih ini termasuk kampanye yang diperbolehkan atau nggak, tapi lucu aja diliatnya.

Ini gedung bagian depan Lawang Sewu yang sudah dipugar
Ini gedung bagian depan Lawang Sewu yang sudah dipugar

Setelah kenyang sarapan nasi ayam yang enak banget itu, tujuan wisata kami hari ini adalah ke tempat legendaris Semarang, yaitu gedung Lawang Sewu. Kami memang sengaja memilih untuk pergi mengunjungi Lawang Sewu hari ini, karena hari ini hari Senin alias hari kerja. Harapannya sih nggak serame hari Sabtu atau Minggu kemarin. Eh bener juga, ternyata Lawang Sewu hari ini tampak lengang. Horee… bakal lebih asik liat-liatnya nih. Kalo kemarin-kemarin gue agak ragu untuk masuk ke Lawang Sewu karena banyak cerita-cerita seremnya, tapi setelah melihat Lawang Sewu yang sekarang gue justru jadi tertarik. karena gedungnya sudah direnovasi sebagian dan tampak sudah tertata rapi.

Kami masuk ke kompleks Lawang Sewu yang sekarang udah bersih dan tertata rapi. Setelah beli tiket masuk di loket, kami ditemani oleh seorang pemandu yang ramah, namanya mbak Icha kalo ga salah (eh bener kan ya? Kalo salah ya maap ya hehehe). Mbak pemandu ini memandu kami masuk ke dalam kompleks Lawang Sewu sambil menjelaskan sejarah dan perjalanan restorasi gedung milik PT. Kereta Api ini. Jangan mikir bakal serem ya, karena sebenernya Lawang Sewu ini nggak horor. Justru banyak cerita-cerita sejarah dan tentang perkeretaapian yang menarik untuk disimak. Buat temen-temen gue, mereka cukup puas dengan memotret detil-detil bangunan yang masih asli dan yang sudah direstorasi ini. Cerita tentang Lawang Sewu nanti gue tulis sendiri aja deh, bakal kepanjangan kalo gue ceritain semua di sini, hehehe.

Grup foto sambil panas-panasan di halaman Lawang Sewu
Grup foto sambil panas-panasan di halaman Lawang Sewu

Puas berkeliling Lawang Sewu yang bersejarah itu, sekarang jadi laper deh, hehehe. Ya udah jam makan siang juga sih. Tapi berhubung tadi cuaca lumayan terik di halaman Lawang Sewu – plus agak berdebu di bagian gedung tua – jadi kami memutuskan untuk kembali ke hotel dulu untuk mandi (lagi) ganti baju sekaligus check out hotel. Untungnya kami udah sempet beli sebagian oleh-oleh di hari pertama ke Semarang… Lha ini aja udah banyak banget bawaannya! Hehehe.

Jangan salah pilih, Lunpia Mataram ini yang paling maknyus!
Jangan salah pilih, Lunpia Mataram ini yang paling maknyus!

Urusan check out hotel kelar, lalu kami menuju kawasan jalan Pandanaran untuk membeli oleh-oleh khas Semarang, apa lagi kalo bukan bandeng presto. Segala jenis bandeng ada di situ. Banyak oleh-oleh lain juga sih semacam wingko babat atau keripik-keripik. Setelah itu, kami juga ke Lunpia Mataram yang di deket toko roti Sanitas untuk beli lumpia. Konon katanya lumpia di situ yang paling enak, walopun di sebelah-sebelahnya juga berjejer toko lumpia. Yah, nggak lengkap kalo ke Semarang tanpa beli lumpia Semarang kan, hehehe. Dan yang penting juga kami beli kue Moaci Gemini, kue moaci khas Semarang yang dijual di Jalan Kentangan Barat. Moaci – atau moci – ini wajib kamu beli deh kalau ke Semarang. Dijamin ketagihan, hehehehe.

Selesai membeli oleh-oleh, kami makan siang di salah satu rumah makan terkenal di Semarang yaitu Nglaras Rasa. Sebenernya alasan kami memilih rumah makan ini sih karena kami pengen cari tempat yang enak dan adem, sih. Soalnya siang ini lumayan cerah cenderung panas terik, hehehe… jadi makan sambil ngadem di Nglaras Rasa tampaknya cocok banget. Rumah makan ini menyediakan berbagai macam makanan khas Jawa, seperti gudeg, garang asem, pepesan, botok, dan macam-macam ramesan. Ah gue memesan Garang Asem tentunya, karena udah kangen ama masakan ini. Agak pedes sih, tapi gue suka karena kuahnya seger. Jarang-jarang nemu Garang Asem di Bandung atau Jakarta kan, hehehe.

Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok dengan patung Laksamana Zheng He
Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok dengan patung Laksamana Zheng He

Setelah makan siang, kami masih punya waktu jalan-jalan sebelum ke airport sore nanti. Kemana nih tujuan kita kali ini? Gue mengusulkan untuk ke Klenteng Gang Lombok, alias Klenteng Tay Kak Sie. Ini juga salah satu peninggalan bersejarah kota Semarang, selain klenteng Sam Poo Kong. Letaknya di Gang Lombok, yang juga salah satu lokasi pecinan tua di Semarang. Walopun klenteng ini lebih kecil daripada Sam Poo Kong, tapi cerita sejarahnya nggak kalah serunya. dan bangunannya pun nggak kalah cantiknya. Di depan klenteng ini ada replika kapal yang digunakan oleh Laksamana Zheng He saat beliau terdampar di Semarang dulu.

Di sepanjang jalan Gang Lombok menuju ke klenteng ini, berjajar beberapa warung makan yang juga terkenal. Ada warung Lumpia Semarang gang Lombok yang konon salah satu warung lumpia tertua di kota ini, ada warung mie Siang Kie, dan warung es buah gang Lombok. Berhubung kita baru aja makan siang jadi masih kenyang, jadi kita memutuskan untuk ngadem makan es buah aja. Eits jangan salah, walopun warung es buah ini mungil banget, tapi ngetop banget loh. Di dalam warung kecil ini ada beberapa foto-foto artis yang pernah mengunjungi warung ini bersama ibu pemilik warung. Mamanya Monik bahkan sudah akrab dengan warung yang dikelola turun temurun oleh keluarga si ibu pemilik warung ini. Karena siang itu panas, kami jadi haus banget dan cepet banget ngabisin es buahnya, hehehe.

Kloter kepulangan kami dari Semarang terbagi dua, yaitu tim ke Jakarta (Monika, mamanya, Virgo, dan Vero) naik pesawat, dan tim ke Bandung yaitu gue dan Wowo naik kereta api. Kami masih punya waktu sebelum musti mengantar Monik, Vero dan Virgo ke airport untuk kembali ke Jakarta. Jadi kami memutuskan untuk leyeh-leyeh di tempat yang adem. Supir kami mengusulkan untuk ke Lind’s, sebuah cafe es krim. hehehe kayanya pak supir tau banget nih kalo turis-turisnya doyan es krim. Tempat ini ternyata oke juga, interiornya menarik dan yang penting, adem ber-AC dan nyaman dengan sofa-sofanya. Es krimnya pun bervariasi, juga ada menu cemilan sampai makan berat. Gue udah lumayan kecapean dan kepanasan jadi nggak begitu konsen sih, asal bisa leyeh-leyeh aja dulu hehehe.

Jajanan Semarang yang gak boleh dilewatkan: Tahu Petis!
Jajanan Semarang yang gak boleh dilewatkan: Tahu Petis!

Oya, ada satu hal yang belum kesampaian sejak gue menginjakkan kaki di Semarang: beli tahu petis! Yup, tahu petis Semarang itu jajanan khas yang pantang dilewatkan. Ke Semarang tanpa makan tahu petis itu buat gue bagaikan Mekah tapi nggak naik haji, hahahaha! Jadi setelah mengantarkan temen-temen gue ke airport, gue mewanti-wanti pak supir untuk anterin gue beli tahu petis dulu sebelum ke stasiun kereta. Nahhh, jadi begitu tim Jakarta boarding, gue dan Wowo dianter oleh pak supir untuk membeli tahu petis dulu di kawasan Simpang Lima. Warung tahu petis Prasojo ini emang yang paling ngetop sejak dulu gue masih sekolah di kota ini. Tapi kawasan Simpang Lima sekarang udah nyaman dan teratur, pedagang-pedagangnya udah ditertibkan jadi lebih nyaman jajan di sini. Setelah beli tahu petis, gue dan Wowo diantar ke Stasiun Tawang untuk naik kereta pulang ke Bandung jam 20.45.

Liburan gue ke Semarang kali ini bener-bener berkesan dan menyenangkan. Nggak cuma karena gue pergi bersama temen-temen deket gue, tapi juga karena suasana kota Semarang yang sekarang jadi sangat nyaman. Kalo dari cerita pak supir sih, ini berkat jasa walikota Semarang yang ironisnya sekarang lagi kesandung masalah korupsi – entah bener atau nggak. Yah semoga aja semakin banyak walikota yang beneran peduli menata kotanya seperti Semarang masa kini.

Tiga hari di Semarang yang menyenangkan bikin gue pengen balik lagi ke kota ini suatu saat. rasanya masih belum puas untuk wisata kuliner dan menjelajahi lagi sudut-sudut lain ibukota Jawa Tengah ini. Mungkin lain kali bakal lebih dari tiga hari ya? Hehehe… Semoga ada waktu lagi di lain kesempatan. Thanks banget buat Monika, Wowo, Vero, Virgo, dan tante Imelda yang udah nemenin gue jalan-jalan senang-senang di Semarang. Kalau kamu mau liburan ke Semarang, ajak-ajak ya! 😀

6 Replies to “Jalan-Jalan Ke Semarang (Part 3)”

Leave a Reply to ADEL Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *