Travel

Laksamana Keumalahayati, The (Forgotten) Hero From Aceh

Posted on in Travel

Ayo ngaku, berapa di antara kalian yang pernah mendengar atau tahu tentang Laksamana Keumalahayati? Jangan googling dulu. Hehehe. Mungkin nggak banyak yang tahu ya. Saya sendiri, sebenernya baru mendengar tentang beliau ini saat berkunjung ke Aceh tahun lalu. Dan saat itu saya menyesal, kenapa nggak dari dulu-dulu saya tau ya. Selama ini kalau disuruh menyebutkan pahlawan nasional perempuan dari Aceh, taunya cuma Cut Nyak Dien dan Cut Meutia. Padahal pastinya ada banyak ya. Cuma saya nggak tau aja. Cerita tentang Keumalahayati ini juga sayang sekali kalau dilewatkan. Soalnya ternyata beliau ini perempuan yang bad-ass juga. Entahlah, mungkin ada yang salah dengan sistem info sejarah di negeri kita. Mungkiiiinn.

Laksamana Keumalahayati.
Photo credit: wikipedia.org

Jadi siapa Keumalahayati itu? Beliau adalah seorang laksamana laut – yang tampaknya adalah laksamana laut perempuan pertama di dunia. Serius. Dia lahir di sekitar akhir tahun 1500an. Mungkin 1585 – 1604, ga jelas juga soalnya taun segitu sepertinya nggak ada catatan sipil buat bikin akte kelahiran πŸ˜› Tapi yang jelas, Keumalahayati ini keturunan bangsawan, karena dari kakek buyutnya dulu Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M) adalah pendiri Kesultanan Aceh Darussalam, kakeknya juga pernah memerintah Aceh (sekitar tahun 1530-1539). Mereka ini juga pernah jadi laksamana laut, jadi nggak heran kan kenapa Keumalahayati juga demen main di laut.

Karena dia anak bangsawan, makanya Keumalahayati boleh mendapat pendidikan tinggi. Dia memilih untuk masuk ke akademi militer di Kesultanan Aceh Darussalam, yaitu Mahad Baitul Makdis. Coba ya, jaman sekarang aja jarang-jarang banget kan ada cewek yang pengen masuk akademi militer, angkatan laut pula. Dan Keumalahayati ini bagus banget prestasinya, jadi abis lulus dia diangkat jadi Komandan Protokol Istana Darud-Dunia di Kesultanan Aceh Darussalam oleh sultan saat itu, Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil.

Jaman akhir abad ke-16 / awal abad ke-17 di Aceh saat itu lagi sering-seringnya digangguin oleh Portugis yang udah ngincer rempah-rempah Indonesia. Salah satu pertempurannya di Teluk Haru (Malaka) yang dimenangkan oleh pasukan Aceh, tapi suaminya Keumalahayati terbunuh di pertempuran itu, bersama ribuan prajurit lainnya. Nah kalo biasanya janda yang ditinggal mati prajurit bakal sedih meratap, tapi Keumalahayati malah bertekad mau balas dendam.

Jadi Keumalahayati ngumpulin nih para janda prajurit perang. Setelah minta ijin sama Sultan (dan diijinkan), Keumalahayati membentuk Armada Inong Balee (perempuan janda), dan dia menjadi laksamananya. Hebat ya, dialah perempuan Aceh pertama yang menjadi laksamana laut. Dengan prajurit sekitar 2000 orang perempuan janda, armada laut sekitar 100 kapal gede yang berkapasitas 400-500 orang, mereka dengan gagah menjaga Aceh dari gempuran armada Portugis dan Belanda (iya, Belanda juga udah ikut-ikutan nongol jaman ini). Keumalahayati juga membangun Benteng Inong Balee di dekat teluk Lamreh Krueng Raya. Sayangnya saya nggak sempat mengunjungi reruntuhan benteng ini.

Papan situs cagar budaya Makam Laksamana Keumalahayati di Aceh Besar
Kompleks makam Keumalahayati
Banyak anak tangga menuju makam Keumalahayati. Ini teman saya, Sefin, yang ikut mengunjungi makam

Banyak sih cerita kepahlawanan Keumalahayati kalau baca di kisah-kisah Melayu. Coba googling aja, daripada saya copy-paste di sini kan hehehe. Bahkan waktu saya ke sebuah festival budaya di Aceh tahun lalu, sempat melihat sendratari kolosal Laksamana Keumalahayati, yang menceritakan tentang kepahlawanan beliau. Keren banget tariannya. Makanya pas saya diajak juga untuk mengunjungi makam beliau, ya pasti nggak nolak dong. Makam Keumalahayati ini terletak di Kabupaten Aceh Besar, sekitar 35km dari Banda Aceh. Letaknya di bukit kecil gitu, jadi kompleks makamnya harus mendaki anak-anak tangga. Pemandangannya bagus sih, jadi nggak kerasa cape juga mendaki tangga-tangga itu.

Ada semacam prasasti di area makam ini, tapi tulisannya sudah agak susah dibaca sih, harus dibersihin dulu. Tapi intinya menjalaskan kalo ini adalah makan sang Laksamana Keumalahayati, pemimpin Armada Inong Balee.

Prasasti di sebelah makam Keumalahayati

Saya lihat ada tiga nisan di makam ini. Menurut bapak penjaga makam, itu adalah makam Keumalahayati, beserta suami dan anaknya. Sambil bersimpuh mendoakan mereka, saya terbayang juga betapa hebatnya perempuan ini ya. Di masa abad ke-16, apalagi di Asia. Peran perempuan saat itu kan seperti manusia kelas dua. Tetapi Keumalahayati berhasil membuktikan bahwa perempuan juga bisa menempuh pendidikan militer, bisa berperang seperti para lelaki.

Saya bersyukur bisa berziarah di makam perempuan hebat, Keumalahayati

Moral of the story, saya bangga banget punya sosok pahlawan nasional seperti Keumalahayati. Walaupun mungkin, nggak banyak rakyat Indonesia yang tahu tentang beliau. Atau mungkin cuma saya aja yang kuper? Hehehe. Yah salah satu tujuan saya bikin artikel blog ini kan biar semakin banyak yang tahu tentang Keumalahayati (kalo banyak yang baca). Kisah tentang dia ternyata nggak cuma terkenal di sini, tetapi juga di Eropa. Sepak terjangnya diakui dunia. Dia, seorang perempuan Aceh yang bisa memanfaatkan dengan baik status sosialnya (putri bangsawan) untuk meraih pendidikan yang setara dengan laki-laki. Dan juga bisa menjaga bangsanya sendiri, bahkan mengharumkan nama negara. Nggak heran kalau nama Keumalahayati juga muncul di salah satu cerita dongeng Rejected Princesses karya Jason Porath (mantan animator DreamWorks Animation yg bikin KungFu Panda, How To Train Your Dragons, dll). Kisah tentang Keumalahayati ini bisa menjadi inspirasi buat semua gadis kecil di seluruh dunia, bahwa menjadi ‘princess‘ alias putri bangsawan itu pun bisa menjadi pahlawan yang kuat.

Buku Rejected Princesses dan chapter tentang Keumalahayati

Buat saya pribadi, Keumalahayati menjadi sosok yang mengingatkan saya, bahwa kemauan yang kuat dan ketekunan pasti bisa membuahkan hasil. Kalau dulu Keumalahayati bisa mempelajari teknik militer, mengumpulkan para janda untuk bertempur, di masa sekarang ini seharusnya saya juga bisa mengumpulkan seluruh kekuatan – dan niat – dan kemampuan saya untuk bekerja lebih baik lagi, menulis lebih sering lagi. Iya kan? Aamiiin.

22 Replies to “Laksamana Keumalahayati, The (Forgotten) Hero From Aceh”

  1. Waduh aku yang orang Indonesia baru kenalan sama Keumalahayati, padahal kisahnya sampai di Eropa.
    Terima kasih sudah mengenalkan aku pada sosok Keumalahayati, Mbak. Sangat menginspirasi. Tapi aku malah jadi penasaran sama bapaknya.
    Terbuka sekali ya membolehkan anak perempuannya untuk masuk militer dan berperang. Tahun segitu loh. Keren.

    • Kakeknya sultan, bapaknya juga laksamana laut sih hahahaha jadi mungkin biar anaknya nurun kemampuannya πŸ˜€ Tapi emang keren banget ya taun segitu ngebolehin cewe ambil pendidikan militer.

  2. Waah… seneng banget ya sempet ziarah ke sana. Mantapnya lagi sampai dikenal di Eropa.

    Dulu sempat dapet tawaran beasiswa dari Universitas Malahayati, tapi universitas ini ada di Lampung. Dari situ aku akhirnya tahu kalau ada pahlawan lain dari Aceh selain Cut Nyak Dien dan Cut Meutia. Sayang sih gak diambil, gak dapet restu jauh2 dari Mamah hihi

Leave a Reply to ratri Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *