Menjadi Manusia Kreatif di Indonesia
Sebagai penduduk Indonesia yang lahir dan tumbuh besar di negara ini, saya rasa selama ini saya dididik untuk menjadi manusia yang kreatif sejak dini. Yah, mungkin nggak cuma saya yang ngerasa begini ya. Pasti banyak juga yang udah dilatih untuk menjadi kreatif. Contoh simpelnya, pas bikin prakarya jaman SD deh. Pasti kalian juga ngalamin kan, disuruh bikin prakarya pake barang-barang bekas seperti botol pastik, cangkang telur, atau stik es krim, atau bahkan bubur kertas koran? Hehehe. Dengan ide kreatif kita (dan ibu, biasanya), jadi deh hasil pekerjaan tangan (yang kadang juga dikerjakan oleh ibunda).
Itu waktu kecil. Setelah beranjak dewasa seperti sekarang ini, saya sering mendengar slogan-slogan seperti “ekonomi kreatif” atau “industri kreatif”. Nah, ternyata level kreativitasnya jauuuhh lebih berkembang dari level kreatif bikin prakarya jaman SD. Tapi lebih menjadi manusia-manusia yang mampu berpikir out of the box, kritis, dan dapat menciptakan hal-hal yang berguna bagi orang banyak dan juga bagi kemajuan bangsa.
Hari ini saya baru menyadari bahwa Indonesia sudah 4 tahun ini menjadi Indonesia Kreatif. Artinya, pembangunan Indonesia lebih mengandalkan sumber daya manusianya – alias pake otak, pake kerja keras, nggak cuma ngandelin sumber daya alam doang. ya, sumber daya alam melimpah tapi kalo manusianya alias rakyatnya nggak pinter ngolah, jadinya percuma juga ya. Selama empat tahun belakangan ini, pemerintahan Joko Widodo alias pakde Jokowi sudah menggalakkan kreativitas masyarakat yang bener-bener bikin negara ini nggak hanya lebih maju, tetapi juga keliatan prestasinya di panggung internasional.
Oke, apa aja bukti Indonesia kreatif ini? Saya coba jelasin dari hal-hal yang ada di sekitar saya, dan dari apa yang saya rasakan sendiri ya. Pastinya banyak, tapi saya coba jabarkan beberapa aja dulu deh. Kalo kepanjangan ntar dikira RAPBN.
- Pertumbuhan startup IT dan UMKM
Startup alias perusahaan rintisan kini menjamur banget di Indonesia. Terutama startup di bidang IT alias teknologi informasi. Saya tahu banget, karena kebetulan saya juga kerja di sebuah startup IT selama 7 tahun terakhir ini. Nggak cuma itu, saya juga sering hadir di acara-acara pembentukan startup IT yang benar-benar mendukung anak-anak muda Indonesia untuk berpikir kreatif dan membangun lahan usaha dan pekerjaan baru. - Pemanfaatan sosial media
Hari gini, siapa yang nggak pake sosial media sih? oke, ada. Tapi nggak sebanyak yang pake medsos kan. Sebagai blogger, media sosial itu wajib hukumnya buat saya. Saya nulis berbagai artikel, menuangkan isi kepala, memaparkan opini – semua melalui media sosial. Kalo nggak, siapa yang bakal baca? Hehehe. -
Asian Games dan Asian Para Games 2018
Wah, ini sih udah jelas banget ya. Dua ajang olahraga internasional yang tahun ini digelar di Indonesia, elas-jelas menjadi sorotan dunia. Siapa yang nggak merinding pas liat pembukaan Asian Games 2018 yang megah bulan Agustus kemarin? Siapa yang nggak ikutan teriak-teriak bahagia waktu atlet Indonesia meraih medali emas? SIapa yang nggak terharu melihat para atlet difabel Para Games berhasil mencapai apa yang kita sendiri belum bisa lakukan? Semua itu nggak akan tercapai tanpa kerja keras team dan para atletnya. Dua acara akbar ini berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang dihormati oleh dunia, bahwa kita punya anak-anak muda berprestasi dan juga mampu menjadi tuan rumah yang baik.
-
Pembangunan Infrastruktur
Dulu saya nggak pernah kebayang kalo di Indonesia bakal ada busway, ada kereta bandara, atau bandara sekeren T3 Ultimate Sukarno-Hatta. Tapi sekarang? Nggak cuma itu. Jalan tol udah ada di mana-mana, mudik nggak perlu macet-macetan lagi. Jakarta-Bandung nggak perlu lewat Puncak, bisa naik kereta atau naik mobil di tol Cipularang. Ah, itu baru yang deket-deket. Gimana senengnya masyarakat Papua, Kalimantan, dan pelosok-pelosok Indonesia lainnya yang sekarang nggak perlu mahal-mahal beli BBM dan beras karena jalanan udah mulus dan transportasi lancar ya.
Startup-startup inilah yang selama 4 tahun terakhir sudah membawa perubahan dalam hidup saya. Contoh nyata, Go-Jek. Perusahaan startup yang membuat aplikasi ojek online ini sekarang jadi pahlawan dalam kehidupan sehari-hari. Pulang pergi ngantor, pesen makanan, beli pulsa, butuh tukang bersih-bersih rumah, semua tinggal pesen di satu aplikasi. Gila ya. Kakek nenek kita dulu pernah kepikiran nggak bakal ada teknologi seperti ini? Mau belanja online, udah banyak startup e-commerce.
Salah satu yang dibuat oleh startup tempat saya bekerja sekarang adalah sistem bike-sharing alias sewa sepeda pake app. Sekarang sistem bike-sharing ini sudah berjalan di Yogyakarta, didapuk oleh JogjaBike. Enak kan, jalan-jalan naik sepeda kelilng kota nggak usah ribet nyewa di ana, tinggal pake app aja.
Startup saya juga bikin alat untuk membantu para peternak memantau kesehatan ternak lewat alat dan aplikasi SmarTernak. Dengan bantuan infrastruktur jaringan dari Kementerian Kominfo, SmarTernak membantu memajukan industri peternakan di Indonesia – yang tentunya bakal berimbas ke pertumbuhan ekonomi negara juga.
Industri kecil alias UMKM juga bersinergi dengan startup-startup IT ini. Pedagang-pedagang kecil yang biasanya cuma jualan dari rumah ke rumah, atau nawar-nawarin dagangan lewat arisan RT, sekarang bisa bikin online shop sendiri, atau join ke marketplace. Pangsa pasarnya jadi lebih luas, nggak cuma ibu-ibu kompleks. Bahkan ada yang bisa memasarkan produk rumahannya sampai ke negara tetangga. Lagi-lagi, kreativitas anak bangsa memajukan perekonomian.
Media sosial juga menjadi salah satu sumber penghasilan saya. Kalau awal saya pake Twitter 9 tahun yang lalu cuma buat bikin status-status geje, sekarang saya bisa dapat info terkini mengenai bencana atau kejadian-kejadian penting yang terjadi di dunia. Kalo dulu bikin Instagram saya cuma masang poto-poto Lebaran, sekarang saya bisa membantu brand-brand besar mempromosikan bisnisnya. Ah, banyak lah sisi positifnya.
Tapi sayangnya, kemajuan media sosial ini sekarang juga semakin banyak dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif, seperti penipuan dan hoax. Nah, kalo ini kembali ke diri kita masing-masing. Kitanya harus cerdas menyaring informasi, dan juga menahan diri untuk nggak asal share info tanpa cek dan ricek terlebih dahulu. Kreatif itu memang tanpa batas, tapi moral dan adab juga ada batasan-batasannya kan.
Masih banyak lah pencapaian-pencapaian selama 4 tahun Indonesia kreatif ini. Kalian bisa mencari tahu, bahkan merasakannya sendiri. Dan hal ini nggak selesai begitu aja, tetapi tetap harus kita lanjutkan dan teruskan. Nggak usah ngomongin politik deh, gimana pemerintahan Jokowi udah berupaya keras untuk mewujudkan Indonesia Kreatif sampe sebagus ini. Tapi kita lihat ke diri kita masing-masing, apa yang bisa saya lakukan untuk membangun diri dan negara ini. Kalo cuma bisa ngeluh dan protes, yah mana bisa membangun bangsa, hehehe.
Hari ini saya berkesempatan untuk bertemu dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang berupaya untuk menyampaikan kinerja pemerintah kepada masyarakat. Masyarakat perlu tahu bahwa Indonesia masih terus bekerja keras untuk menjadi negara maju. Salah satunya dengan acara flashblogging ini. Seneng banget melihat semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa menikmati kemajuan pembangunan Indonesia. Karena semua kinerja pemerintah ini buat siapa sih kalo bukan buat masyarakat. Maka pola pikir masyarakatnya juga harus maju. Setuju?