Daily Life

JADI CEWEK HARUS PINTER MASAK (?)

Posted on in Daily Life

Saya nggak tau nih, apa cuma saya aja yang sejak kecil sering banget denger orang-orang bilang, “Jadi cewe itu harus pinter masak.” Alasannya, “Biar bisa jadi ibu rumah tangga yang baik / nyenengin suami”. Ya kalo semakin banyak orang di lingkungan sekitar yang beropini seperti itu, jadi kepikiran nggak sih? Jangan-jangan bener ya, kalo jadi cewek itu harus jago masak.

Tapi setelah saya tumbuh besar (badannya) dan dewasa (kayaknya), akhirnya saya mulai bisa memahami kalimat yang agak-agak judmental itu. Maksudnya gini lho. Skill memasak itu salah satu skill yang akan menjadi nilai plus kalau kamu bisa menguasainya, bukan berarti harus kudu banget jago. Tiap orang boleh aja berpendapat berbeda ya. Ada yang bilang wajib, ada yang – seperti saya – yang menganggap skill masak itu ya akan lebih bagus kalau bisa dikuasai.

Sebagai anak kos (yang belum menikah nih), saya sebenernya nggak jago masak. Bukan berarti nggak bisa masak sama sekali – oh saya lumayan expert dalam hal memasak mie instan dan telor ceplok. Karena basic skill memasak ini menurut saya bakal berguna supaya…. hemat.

Yap. jadi alasan saya belajar memasak adalah supaya nggak boros-boros amat beli makanan di luar. Jadi saya bisa memasak menu-menu sederhana di kosan, yang ternyata cukup menyelamatkan hidup saya di sepertiga akhir bulan. Ternyata saya jadi bisa bikin sendiri menu sarapan seperti di hotel-hotel itu lho: Scrambled Egg with Toast and Sauteed Spinach. Alias telor dadar, roti bakar dan tumis bayam. Kalau breakfast di hotel/cafe dengan menu itu harganya sekitar Rp 50-80ribuan, nah kalo bikin sendiri di rumah saya cuma keluar modal nggak sampe 10ribu. Lumayan kan bisa menghemat banget!

Menu sarapan kaya gini sih saya udah jago banget masaknya

Belajar Bikin Menu favorit: Korean Food!

Salah satu menu makanan yang paling saya suka adalah makanan-makanan Korea. Kimbap, Ttokbokki, Japchae, Kimchi Bokkeumbap, Sundubu Jjigae adalah menu-menu yang wajib saya pesan kalau makan di resto Korea. Harganya? Ya tentu saja tidak murah.

Untungnya ya, sekarang kita sudah dikaruniai dengan teknologi yang berada dalam genggaman. Alias smartphone berkuota internet yang membuat kita bisa berguru pada mbah Google. Jadi, saya mulai belajar cara memasak menu-menu Korea favorit saya itu, dimulai dari googling resep-resepnya. Belanja bahan-bahannya di supermarket depan rumah bermodalkan pencarian gambar dan penerjemah (Google translate). Lalu saya tonton cara pembuatannya di Youtube. Walhasil, sekarang saya sudah bisa membuat sendiri menu-menu kesukaan saya itu dengan rasa yang nggak kalah dengan yang di resto, hehehe. Hidup teknologi!

Ini Tuna Kimbap bikinan saya sendiri lho. Beneran, ga boong.

Jadi udah jago masak dong sekarang? Oh tentu tidak, Marisol. Saya masih belum bisa memasak menu-menu Nusantara kesukaan saya. Semua orang bilang, bikin sayur asem itu gampang.Buktinya sampai sekarang saya masih belum berhasil tuh bikin sayur asem yang beneran pas di lidah saya. Saya suka banget sayur daun singkong, tapi sampai sekarang belum bisa juga masaknya hehehe. Dan saya masih belum berani menggoreng ikan karena minyaknya yang suka meledak-ledak itu bikin saya kabur dari dapur.

Yah namanya mengasah skill, kan butuh waktu ya. Prosesnya nggak mungkin kelar dalam seminggu, sebulan. Karena kemampuan tiap orang berbeda-beda, jadi saya ya pelan-pelan aja mulai mengasah skill memasak yang masih segini-segini aja. Setelah banyak berlatih, saya akhirnya bisa juga kok bikin beberapa masakan lain yang saya nggak nyangka bisa. Seperti pengalaman saya saat belajar bikin siomay sendiri.

Selain belajar sama henpon, saya juga sesekali belajar sama chef (beneran) yang kebetulan punya sebuah rumah makan di Bandung. Kadang kalau beliau lagi nggak sibuk, saya bisa gangguin dengan beberapa pertanyaan saat saya sedang memasak di dapur (pertanyaan seperti “ini wortel dipotongnya seberapa besarnya?” atau “buat menggoreng tempe, minyaknya seberapa banyak?”). Lumayan juga punya teman seorang koki kan, bisa transfer ilmu hehehe.

Jadi, cewek harus jago masak? Nggak juga. Bisa masak beberapa hal juga udah bagus. Kalo nggak bisa masak sama sekali, ya nggak apa-apa juga. Tapi minimal kamu harus punya keahlian lain, yaitu jago memilih makanan yg enak dan resto banyak promonya untuk dipesan antar.

Kamu termasuk yang mana?

2 Replies to “JADI CEWEK HARUS PINTER MASAK (?)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *