Stop Bullying!
Kita sering kali mendengar kata ini: bullying. Kalau dalam bahasa Indonesianya: perundungan atau penindasan. Sebenarnya apa sih bullying ini?
Kalau kita cari tahu tentang kata ini di internet, pasti akan keluar definisi seperti ini: Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Ada banyak jenis bullying. Bisa menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainya. Dalam bentuk verbal adalah menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar.
Sewaktu saya masih sekolah menengah, saya termasuk yang beruntung karena seingat saya di sekolah saya tidak pernah ada kasus bullying. Saya tidak pernah dibully atau merasa ditindas, dan rasanya saya juga nggak pernah menghina atau menindas teman sekolah saya. Tapi yang saya sayangkan, justru ketika saya dewasa saya sering sekali menemukan kasus bullying ini. Memang tidak terjadi pada saya, tapi pada orang-orang yang ada di sekitar saya.
Ada seorang teman saya yang sampai sekarang masih sering dibully oleh orang lain karena sebuah kesalahan kecil yang ia lakukan pada masa lampau. Teman saya ini, sebut saja A, sudah mengakui kesalahannya, meminta maaf pada si korban (sebut saja B), memperbaikinya, dan tidak pernah mengulanginya lagi. Tapi apakah masalah itu berhenti sampai disitu? Oh tidak ternyata. Si korban tampaknya tetap nggak terima dengan kesalahan ini. Jadi setiap kali dia selalu mengungkit-ungkit, menceritakan kesalahan A pada teman-temannya, hingga akhirnya membentuk opini di kalangan teman-teman B bahwa A ini sungguhlah jahat dan buruk hati.
Akhirnya teman-teman B selalu membully A – baik melalui sikap kasar saat bertemu, hinaan secara verbal, dan bahkan menjelek-jelekkan A di media sosial. Sampai detik ini. Inilah bullying yang sungguh terjadi – bukan karangan dan nyata dialami oleh teman saya sendiri.
Sebagai teman A, saya hanya bisa menghiburnya dan mencoba untuk menguatkan hatinya. Saya tahu kesalahan seseorang tidak bisa dihapus, tapi kita harus menghargai usahanya untuk memperbaikinya dan tidak mengulanginya lagi. Sayangnya, masih banyak orang-orang yang menganggap suatu kesalahan mencoreng nama seseorang seumur hidup. Ibarat kata pepatah, “Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya.” Tapi apakah itu bisa menjadi alasan untuk membully seseorang?
Saya pribadi menganggap sikap B dan teman-temannya sangat tidak terpuji. Selain sudah bukan anak kecil lagi, membully seseorang apapun alasannya itu tidak baik. Kalaupun B dan teman-temannya tidak mempercayai atau tidak menyukai A, tidak sepantasnya A dikasari atau dihina baik secara langsung maupun di dunia maya.
Let’s face it, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, bukan? Saya berusaha untuk bersikap objektif. Saya paham mungkin B merasa sangat sakit hati atas tindakan A dahulu. Tapi saat ini A tidak pernah melakukan kesalahan yang sama dan merugikan orang lain – apalagi saya. Jadi saya tidak bisa mengerti kenapa teman-teman B (yang juga tidak pernah dirugikan oleh A) justru membully lebih keras.
Kalau kita lihat, kasus-kasus serupa sering sekali terjadi di masyarakat kita. Lihat saja di berbagai media sosial, kasus artis, politisi, dan lain-lain. Yang paling keras bereaksi pasti orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan kasus tersebut. Ada artis cerai, netizen langsung membully dengan mengata-ngatai si artis. Padahal kenal juga nggak. Ngasih makan kita juga nggak. Tapi kenapa gencar sekali kalau membully? “Ah kan cuma komen doang,” atau “Nggak cuma gue kan, banyak yg bilang gitu juga.”
Kapan sih kita bisa bersikap dewasa dan melihat suatu masalah secara lebih objektif? Segitu mudahnya kita mengeluarkan kata-kata kasar dan menghina, tanpa mengetahui dengan detil kasus yang sebenarnya. Kita tanpa sadar melukai orang lain dengan perbuatan dan kata-kata kita – bahkan dengan tulisan di media sosial. Dampaknya buat korban? Tentu saja tersakiti. Bisa jadi depresi, bahkan kemungkinan bunuh diri.
Ayolah. Sudah saatnya kita bisa berpikir dewasa, meilhat setiap permasalahan dari dua sisi. Dan yang terpenting: stop ikut campur urusan orang lain. Kalau kamu nggak ada hubungannya dengan masalah temanmu, nggak usah sok-sok solider lalu ikut membully orang yang bermasalah dengan temanmu. Apalagi urusan artis idola yang nggak ada sangkut pautnya sama hidup kamu. Bullying is never fine. So, let’s stop bullying, people.