Travel

Traveling To Labuan Bajo – Live On Board!

Posted on in Travel

Salah satu liburan saya yang paling berkesan baru saja terjadi beberapa minggu yang lalu. Yaitu ketika saya dan teman-teman merencanakan untuk traveling ke Labuan Bajo. Apa yang istimewa dari liburan kali ini? Selain karena tempatnya yang lumayan jauh – Labuan Bajo itu terletak di Flores, Nusa Tenggara Timur. Lumayan jauh dari saya dan teman-teman yang tinggal di bagian barat pulau Jawa ya. Juga rencana liburan kali ini akan kami habisnya di atas kapal selama tiga hari – alias live on board (LOB)!

Planning The Trip

Awal mula rencana liburan LOB ini dicetuskan oleh sahabat saya Monika yang kebetulan sudah pernah ke Labuan Bajo (dan LOB juga) tahun lalu. Dari cerita-ceritanya yang seru, akhirnya berhasil juga Monika menggaet umat untuk LOB lagi tahun ini. AKhirnya saya, Monika, dan lima orang lainnya menyusun rencana untuk berlibur di Labuan Bajo pada akhir Juni 2019 ini.

Atas rekomendasi dari beberapa orang teman, kami menggunakan jasa trip organizer Kamana Trip untuk mengatur perjalanan ke Labuan Bajo ini. Jadi kami menyewa kapal Segara yang akan membawa kami berlayar ke pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo dan tinggal selama tiga hari dua malam. Selain itu, kami juga memutuskan untuk menyewa kamar hotel semalam di kota Labuan Bajo. Karena kamu merencanakan perjalanan ini pada akhir tahun 2018, jadi kami punya cukup banyak waktu untuk memesan tiket pesawat, memilih hotel, dan juga tentunya menabung untuk biaya perjalanan.

Ini kapal Segara yang menjadi ‘tempat tinggal’ saya selama tiga hari di atas lautan

Day 1 – Meet The Dragon!

Hari Kamis pukul 7 pagi, pesawat Citilink dari Bandara Soekarno-Hatta membawa kami terbang menuju Labuan Bajo. Penerbangan memakan waktu dua jam, tapi karena perbedaan waktu antara Jakarta (WIB) dan Labuan Bajo (WITA) jadi kami mendarat di Bandara Komodo Labuan Bajo pada pukul 10.00. Sambil menunggu koper-koper kami dari bagasi, saya melihat ada booth yang memberikan welcome drink di ruang tunggu bagasi. Jadi kami bisa menikmati segelas kopi Flores yang masih panas, gratis!

Setelah mengambil koper-koper kami dari bagasi, kami dijemput oleh team Kamana Trip di Bandara. Dari bandara kami langsung menuju ke pelabuhan tempat kapal Segara berlabuh. Untuk menuju kapal ini, dari dermaga kami harus naik sebuah motor boat kecil. Motor boat ini jugalah yang bakal menjadi kendaraan kami bolak-balik dari kapal ke pulau-pulau lain.

Ternyata kapal Segara ini baru jadi sekitar awal Juni lalu, jadi perjalanan dengan rombongan saya dan teman-teman ini adalah pelayaran perdananya! Waah senang banget pas liat isi kapal yang nyaman dan bersih. Ada tiga kamar yang bisa kami gunakan di dalam kapal – satu kamar untuk 3 orang, dan dua kamar lainnya untuk 4 orang. Jadi sebenernya kapal ini bisa muat untuk 11 orang penumpang (di luar kru kapal ya). Selain mas Irham si empunya Kamana Trip ini, ada satu orang guide (Pak Bonito), fotografer (mas Adi), kapten kapal (Kapten Mul), koki (Chef Iyus), dan tiga orang kru kapal lainnya (Kak Rudi, Syahrin, dan Stevas) yang ikut bersama dalam pelayaran ini. Jadi kami merasa aman deh!

Kapal berlayar menuju destinasi pertama yaitu Pulau Kelor. Pulau ini kecil dan berbukit-bukit, jadi kami harus mendaki bukit untuk mendapat pemandangan yang lebih bagus. Iya, dari pantainya aja udah keren. Jadi kami mendakit sekitar 100 meter aja sih… Cuma karena emang nggak terbiasa hiking jadi ya ngos-ngosan begitu sampai di puncak, hehehe. Pemandangannya sungguh cantik, jadi capenya langsung hilang deh.

Jam satu siang mendaki bebatuan di Pulau Kelor, mantaap!
Pemandangan dari puncak Pulau Kelor

Meninggalkan pulau Kelor, kami berlayar lagi dan makan siang di atas kapal. Menu makan siang yang banyak dan enak-enak membuat kami bersemangat untuk menuju tujuan berikutnya, yaitu Pulau Rinca. Di Pulau Rinca ini terdapat Taman Nasional Komodo, tempat para komodo dilestarikan dan hidup di alam bebas. Untuk memasuki taman nasional ini, masing-masing dari kami menyiapkan uang sebesar Rp 150,000,- untuk tiket masuk dan tip guide di sana.

Memasuka Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca

Di dalam taman nasional Komodo ini sudah ada guide yang bersiap mengantarkan kami ke trek penjelajahan. Ada trek yang panjang, sedang, dan pendek, tergantung pilihan kita mau berapa lama menghabiskan waktu trekking di pulau ini. Tiap rombongan harus patuh pada arahan pemandu, karena komodo termasuk satwa liar berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Saya juga baru tahu kalau komodo termasuk hewan kanibal, yang bisa memangsa sesama komodo yang kalah bertarung. Di taman nasional ini juga ada sapi, rusa, monyet, yang hidup berdampingan selain juga menjadi makanan bagi para komodo. Hiiyy sapi aja dimakan sama dia, apalagi manusia ya.

Tegang juga ya fotoo bareng komodo segede gitu

Kembali ke atas kapal setelah dari Pulau Rinca, sudah pukul 5 sore. Tapi kami sudah nggak sabar pengen main air hehehe. Jadilah kami mampir di sebuah pulau (yang saya lupa namanya), lalu saya dan teman-teman mandi-mandi di pantai. Nggak berenang, karena sudah dingiiin hehehe jadi main air aja di pantai selama satu jam. Lumayan lah. Memang di area pulau-pulau di Labuan Bajo ini kalau sore dan malam anginnya lumayan kencang dan dingin.

Malam itu, kapal kami berlabuh di dekat Pulau Kalong. Saat matahari tenggelam, tampak ribuan kalong (kelelawar) yang beterbangan kesana-kemari dengan latar belakang langit yang bersemburat jingga hingga ungu gelap. Benar-benar sebuah pemandangan yang sama sekali tak pernah kami jumpai di kota. Setelah makan malam di atas kapal, kami leyeh-leyeh di atas dek kapal sambil memandangi bintang-bintang di langit yang berkilauan. Rasanya bahagia sekali bisa melihat dan menebak begitu banyak rasi bintang dengan mata telanjang. Anginnya cukup dingin, jadi tak lupa memakai jaket. Karena di sini sama sekali tidak ada sinyal seluler, jadi kami menghabiskan malam itu dengan ngobrol dan bersenda gurau sampai kami merasa ngantuk. Kapan lagi kan ngumpul bareng temen-temen tanpa gadget!

Day 2 – Let’s Get Physical!

Hari kedua living on board Labuan Bajo, dimulai pukul 4 subuh ketika saya dibangunkan untuk bersiap-siap mendaki Pulau Padar. Kenapa subuh banget? Karena kami pengen mengejar sunrise alias matahari terbit di puncak Padar yang iconic itu. Pukul 4.30 kami mendarat di pulau Padar, dan ternyata jalur pendakiannya…. Panjang banget! Hahahaha. Memang sih kali ini jalur pendakiannya lebih manusiawi dibandingkan di Pulau Kelor kemarin. Kalau kemarin kan perbukitan batu terjal, nah kalau di pulau Padar ini sudah berupa anak-anak tangga. Tapi tetep ajaaa…. Jauh juga nanjaknya! Sampai di tengah pendakian, mataharinya sudah keburu terbit, hehehe.

Matahari terbit di Pulau Padar

Tapi nggak apa-apa, kami tetap lanjut mendaki. Setiap naik beberapa meter, pemandangannya berubah menjadi semakin bagus dan semakin bagus lagi. Waahh rasanya puas banget ketika kami sampai di atas dan melihat ke sekeliling pulau. Rasanya seperti berada di puncak dunia!

I’m on top of the world!

Saat kamu menuruni Padar, saya bertemu dengan rombongan turis-turis lain yang mendaki. Beberapa kali saya memberi semangat kepada ibu-ibu yang walaupun usianya sudah tampak lebih tua dari ibu saya, tapi masih bersemangat mendaki dengan bantuan tongkat. Pelan-pelan saja, asal sampai di puncak ya, Bu!

Kembali ke kapal, saya dan teman-teman langsung berganti pakaian dengan baju renang. Karena agenda selanjutnya adalah berenang! Pertama, kami menuju Pink Beach. Pantai ini dinamakan Pink Beach karena pasir pantainya yang berwarna jingga, hasil dari serpihan terumbu karang berwarna merah yang terbawa ke daratan. Warnanya cantik sekali! Sayang sekali Pink Beach ini berangsur hilang karena entah kenapa banyak turis yang mengambili pasirnya untuk dibawa pulang. Padahal di bandara pun sudah banyak yang diperiksa dan jelas-jelas dilarang mengambil pasir atau bebatuan sebagai suvenir.

Pantai berwarna merah muda di Pink Beach

Dari Pink Beach, kami menuju ke Taka Makassar. Ini adalah gosong pasir – alias daratan pasir putih yang ada di tengah-tengah lautan. Tempat ini cantik untuk difoto dan tentunya menyenangkan untuk berenang karena airnya tidak begitu dalam. Di sini kami bertemu dengan seekor penyu yang berenang-renang dengan damai, dan kami memberi nama Hames, hehehe.

Pemandangan di Taka Makassar

Dari Taka Makassar, kami kembali ke kapal untuk beristirahat dan makan siang. Tapi beberapa orang teman saya kembali berenang ke tengah laut, karena kebetulan kami melewati spot yang kata pak pemandu sih bagus untuk snorkling / diving. Saya sih nggak ikut ya, capek hehehe. Kebetulan tadi pas habis berenang saya sempet kepleset di atas kapal dan kaki saya kejedot tiang sampai berdarah, jadi mendingan saya leyeh-leyeh di dek kapal aja biar lukanya kering.

Saat kembali dari snorkling, teman-teman saya cerita kalau tadi mereka juga berjumpa dengan beberapa ekor penyu (teman-temannya Hames). Saya juga sempat melihat ada seekor penyu melintas di dekat kapal. Apakah dia Hames? Atau Hernandes, Mario, atau Julio? Entahlah. Mau kenalan juga susah ya, saya nggak ngerti bahasa penyu, hehehe. Karena laut Labuan Bajo ini airnya jernih sekali, jadi nggak perlu nyebur pun rasanya sudah bisa melihat keindahan bawah laut.

Day 3 – Island Hopping!

Hari ketiga di atas kapal, kamu bersyukur karena nggak perlu bangun subuh-subuh lagi, hehehe. Karena hari kedua kemarin kami banyak beraktivitas, jadi malamnya pun kami tidur lebih cepat, sekitar jam 9 malam. Pagi ini kami bangun dengan perasaan segar dan tentu saja bersemangat untuk kembali nyemplung ke laut.

Pak Bonito sang pemandu kami membawa kami ke dua pulau yang oke banget, yaitu Pulau Sebayur dan Pulau Kanawa. Pulau Sebayur dan Kanawa ini sebenarnya adalah resort yang kebetulan dikelola oleh swasta, jadi kalau mau ke pulau ini harus minta izin (dan bayar) dulu. Tentu saja semua izin sudah diurus oleh pihak trip organizer kami jadi aman lah. Tapi kalau mau pesan makanan di restonya Pulau Sebayur juga bisa lho (bayar sendiri tentunya).

Saya lagi berenang di Pulau Sebayur

Pulau Sebayur ini benar-benar tertata rapi dan apik, tempat untuk snorkling dan diving sangat dekat dari dermaga, dan terumbu karangnya pun cantik. Saya ketemu banyak ikan warna-warni dan juga beberapa bintang laut. Sementara di Pulau Kanawa juga pantainya bersih dan ada ayunan yang bisa jadi spot foto ala-ala instagram deh hehehe.

Dermaga di Pulau Kanawa
Foto ala-ala instagramable di ayunan Pulau Kanawa bersama Selvi

Karena hari ketiga ini adalah hari terakhir kami LOB di kapal, jadi sore itu setelah makan siang, kami berlayar kembali ke dermaga Labuan Bajo. Yah…. Sedih sih LOB-nya berakhir. Tapi kami masih akan menghabiskan waktu satu malam lagi di Labuan Bajo, sebelum kembali ke Jakarta.

Sore itu kamu check-in di Le Pirate Hotel di Labuan Bajo. Hotel ini kecil tapi apik, dengan warna kontras putih dan hijau toska. Karena kami bertujuh, maka saya dan teman-teman memesan dua kamar yang tiap kamarnya berisi 4 tempat tidur (bunk bed). Begitu masuk ke dalam ruangan kamar yang ber-AC, rasanya adeeemm banget! Teman saya yang kulitnya sudah kemerahan karena terbakar matahari langsung mendinginkan badan dengan aloe vera gel.

Setelah beberes dan mandi, malamnya kami berjalan kaki menuju sebuah restoran Italia yang menyajikan menu-menu khas Italia. Namanya La Cucina Restaurant. Resto ini dipenuhi oleh turis-turis mancanegara (pengunjung Labuan Bajo memang sepertinya 80% turis asing sih), dan ada area balkon yang menghadap ke laut. Indah sekali pemandangannya, dan interior restonya pun menarik. Kami menikmati pasta dan pizza yang sangat memuaskan sebelum kemudian kami berjalan kaki menuju sebuah gelateria (kedai gelato) yang menyediakan es gelato yang super lezat.

Kenapa kami berjalan kaki? Karena Labuan Bajo itu kecil, ke mana-mana bisa jalan kaki aja hehehe. Nggak perlu susah-susah cari taksi atau angkutan umum lainnya, jalan kaki dari hotel ke resto aja nggak sampai 10 menit kok. Kalau mau cari oleh-oleh (biasanya kopi Flores), bisa didapatkan di minimarket yang banyak terdapat di sepanjang jalan utama Labuan Bajo ini. Jadi keesokan paginya kam langsung bersiap-siap menuju bandara setelah sarapan, karena penerbangan kami kembali ke Jakarta pada pukul 10 pagi.

Rasanya masih ingin melanjutkan liburan dan menjelajahi Labuan Bajo lebih lama lagi. Tapi apa daya waktu (dan isi dompet) tidak memungkinkan, hehehe…. Rasanya puas sekali liburan kali ini, saya bisa merasakan living on board alias tinggal di atas kapal selama tiga hari, menjelajahi pulau-pulau di sisi Timur Indonesia yang cantik-cantik, dan juga bertemu hewan-hewan yang jarang-jarang saya jumpai (komodo, penyu, ikan-ikan cantik dan bintang laut).

Saya dan teman-teman selama LOB di Labuan Bajo

Berapa Biayanya?

Oke, ini banyak banget yang nanya ke saya. Untuk liburan ke Labuan Bajo ini, berapa besar dana yang harus disiapkan? Saya kasih breakdown kasarnya saja ya, pengeluaran saya pribadi untuk liburan ini. Perlu diingat, saya meyiapkan perjalanan ini sejak akhir tahun 2018 (sekitar 7-8 bulan yang lalu). Jadi kalau tiket pesawatnya sudah berubah harga, ya mohon disesuaikan sendiri ya.

  • Tiket pesawat Jakarta – Labuan Bajo PP = Rp 3 juta
  • Sewa kapal untuk private trip LOB 3 hari 2 malam = Rp 1,7 juta / orang (sudah termasuk makan 3x sehari)
  • Masuk taman Nasional Komodo = Rp 150 ribu
  • Hotel di Labuan Bajo = Rp 250 ribu /orang
  • Dan tentunya siapkan uang untuk tip guide, belanja oleh-oleh atau cemilan, dan makan selama di daratan

Kebayang, kan? Nah, silahkan atur-atur aja kalau misalnya nggak mau nginep di hotel semalam juga bisa kok, abis dari kapal langsung pulang ke bandara pun bisa lebih menghemat biaya. Atau kamu bisa cek paket-paket wisata yang lebih pendek durasi waktunya – misalnya one day trip. Untuk teman-teman yang penasaran ingin liburan ke Labuan Bajo, bisa kontak mas Irham di nomor +62-813-2428-5911 atau cek aja akun Kamana Trip ya.

Terima kasih banyak untuk team Kamana Trip yang sudah mengatur perjalanan liburan saya kali ini, dan juga segenap kru Segara Liveaboard yang cekatan dan ramah. Terutama untuk chef Iyus yang masakan-masakannya super nikmat! Juga terima kasih banyak untuk mas Irham dan Adi yang menyediakan foto-foto selama kami LOB, jadi semua momen-momen kami bisa terabadikan.

Silakan simak video tribute saya untuk perjalanan Labuan Bajo ini di bawah ya. Sampai jumpa di liburan berikutnya!

12 Replies to “Traveling To Labuan Bajo – Live On Board!”

  1. Naik-naik ke puncaknya,
    Jangan lupa bekal Taro.
    Pengen rasanya samperin ke pulaunya,
    Agar bisa peluk si KOMODO.

  2. Waaah jadi pengen banget kesana..

    Masak telur sambal balado
    Jangan lupa dikasih lengkuas
    Yuk kita ke Taman Komodo
    Pasti berkesan terasa puas

    oeti19

  3. Kecilnya main di Taman Kalijodo
    Gedenya liburan di Pulau Komodo
    Pantun ini disponsori oleh Kodomo
    Kodomo, Kodomo, teman baikku!

  4. Kalau suka makan kacang ijo,
    Dewasa nanti jadi komando.

    Kalau tiba di Labuan Bajo,
    Janganlah lupa sapa Komodo.

Leave a Reply to Ratri Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *